HopsID – Sekiranya 70.000 orang Yahudi Israel melakukan parade bendera di sekitar Kota Tua pada hari Minggu, 29 Mei lalu untuk menandai peringatan Hari Yerusalem.. Parade ini berujung pada terjadinya bentrokan antara peserta dengan warga Palestina setelah para peserta meneriakan kata-kata rasis sepanjang parade berlangsung.. Seruan-seruan

Rasis merupakan perilaku merasa dominan dan superior terhadap kelompok lain dari ras yang berbeda. Contohnya seseorang menghina warna kulit dan lain sebagainya. Dalam Al-Qur’an, tentu sikap seperti itu harus dibuang jauh-jauh dan Islam sangat anti terhadap rasisme. Berikut ini adalah beberapa ayat Al-Qur’an yang menentang rasisme, yakni Pertama, dalam QS. Ar-Rum ayat 22, bahwa manusia diciptakan berbeda-beda, baik bentuk, warna kulit, bahasa dan lainnya, yakni baca juga Hukum Merayakan HUT RI Menurut Kiai Ma'ruf Khozin Kongres Mujahid Digital, MUI Gelar Berbagai Lomba Berhadiah Jutaan Rupiah Wakil Ketua MUI Merdeka Adalah Menjaga Kemaslahatan Bangsa وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦ خَلْقُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَٰنِكُمْ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّلْعَٰلِمِينَ Wa min āyātihī khalqus-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfu alsinatikum wa alwānikum, inna fī żālika la`āyātil lil-'ālimīn Artinya “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”. Kedua, dalam QS. Al-Hujurat ayat 13, bahwa perbedaan ras, suku, etnik, dan lainnya supaya saling mengenal dan saling menghargai, yakni يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ Artinya “Yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa ja'alnākum syu'ụbaw wa qabā`ila lita'ārafụ, inna akramakum 'indallāhi atqākum, innallāha 'alīmun khabīr Artinya “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. Ketiga, dalam QS. Al-Maidah ayat 2, bahwa harus bekerja sama dan bahu membahu untuk menyelesaikan masalah bersama, yakni
1Katekese Sakramen Tobat Dalam KATEKISMUS GEREJA KATOLIK (KGK), Sakramen Tobat dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit dikelompokkan dalam sebutan Sakramen Penyembuhan. Sakramen ini berdayaguna untuk menyembuhkan kita dari sakit rohani, Sakit batin akibat sikap, tingkah laku, tutur kata dan perbuatan kita yang tidak baik yang merugikan diri sendiri, sesama
Ilustrasi tindakan tolak rasisme. Foto Unsplash/ loganweaver"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.""Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.""Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu masa Jahiliyah bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk."
143Contoh Judul Skripsi Beserta Penjelasan Lengkapnya. By Rahasia Belajar Posted on January 24, 2021. January 24, 2021. Contoh Judul Skripsi – Pada kesempatan kali ini, kita akan mengulas tentang apa itu skripsi, bagaimana struktur penulisannya secara ringkas, dan terutama contoh-contoh judulnya. Sebagaimana yang kita tahu, dalam dunia Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sadarkah kita bahwa dunia sedang mengalami krisis toleransi? Rasisme menjadi isu yang tidak pernah berakhir di seluruh dunia. Rasisme sendiri ialah paham yang mengatakan bahwa ras diri sendiri adalah yang tertinggi dan merasa superior dibandingkan ras lainnya. Rasisme melahirkan tindak diskriminasi suku, agama, ras, budaya, adat, golongan, ataupun warna kulit. Pelaku rasisme merasa dirinya yang paling unggul sehingga mereka merasa bisa melakukan apa rasisme yang paling sering kita jumpai adalah diskriminasi warna kulit dan bentuk fisik. Diskriminasi ini dapat terjadi di tempat kerja, sekolah, tempat umum atau bahkan pengadilan. Diskriminasi juga bisa dilakukan oleh siapa aja mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Bahkan aparat keamanan yang bertugas melindungi masyarakat justru juga pernah melakukan diskriminasi. Ironisnya tindakan diskriminasi yang dilakukan kadangkala begitu parah sampai mengarah pada dalam kasus yang dialami oleh George Floyd yang meregang nyawa akibat tindakan oknum polisi. George meninggal karena disekap dengan lutut selama 9 menit oleh oknum polisi bernama Derek Chauvin. George adalah seorang yang berkulit hitam dan oknum polisi tersebut adalah seorang yang berkulit putih. Kasus ini menjadi sorotan masyarakat sebagai kasus rasisme di mana orang kulit hitam menjadi sasaran diskriminasi oleh orang kulit putih. Kemarahan publik terhadap kasus-kasus rasisme menciptakan protes anti-rasisme seperti Black Lives Matter, Papuan Lives Matter, dan yang terbaru adalah Stop Asian Hate. Menurut saya ideologi rasisme adalah ideologi yang terburuk dan terkejam. Bayangkan saja seseorang bisa dengan mudah kehilangan harga diri bahkan nyawanya sendiri hanya karena perbedaan warna kulit, ras, suku, atau agama. Rasisme dilakukan oleh orang-orang tidak bermoral dan tidak berperikemanusiaan yang semata-mata hanya untuk meraih popularitas, kepuasan pribadi, kekayaan, atau kepentingan golongannya sendiri. Kejadian 126, Berfirmanlah Allah "Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Jelas sekali tertulis dalam Alkitab bahwa setiap manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah dan kita semua adalah keturunan Adam dan Hawa yang artinya kita 1334, "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." Allah mengasihi kita tanpa pandang bulu begitu juga kita harus mengasihi sesama manusia tanpa pandang bulu seperti yang Yesus ajarkan. Jika kita menghina dan merendahkan seseorang, ingatlah bahwa kita sedang melukai seseorang yang dikasihi Tuhan dan baginya Yesus bersedia pelaku rasisme dan diskriminasi, Alkitab mencatat dalam Roma 613 "Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran."Efesus 432, ”Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” Alkitab mengajarkan bahwa setiap manusia, apapun suku, agama, warna kulit, bahasa, ras, dan status sosialnya tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah di hadapan Tuhan. Semua manusia diciptakan berdasarkan gambar dan rupa Allah yang artinya semua manusia sama dan sederajat. Sebagai warga negara Indonesia yang hidup dalam keanekaragaman, sudah seharusnya kita hidup saling berdampingan dan rukun. Sebagai orang beriman dan beragama, saya yakin agama manapun tidak ada yang membenarkan tindakan rasisme. Mari kita ciptakan dunia yang bebas dari rasisme dimana setiap orang saling menghargai hak satu sama lain. Semoga artikel ini bisa menjadi bahan untuk introspeksi diri sendiri agar kedepannya tidak ada lagi tindakan rasisme. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Setiapkali orang-orang Kristen melupakan fakta utamadari wahyu Alkitab ini, mau tak mau mereka menjadi korban dari dosa rasisme, seksisme, sukui sme, kelas ism e, yang membutakan,serta ribuan kemunafikan lain yang telah me rusak umat manusia sejak Adam dan Hawa sampai hari ini.” – Timothy George, Galatians, pp. 427, 428.

Pertanyaan Jawaban Hal yang perlu dipahami dalam diskusi ini adalah bahwa hanya ada satu ras ras manusia. Orang Kaukasia, Afrika, Asia, Indian, Arab, Yahudi, semuanya itu bukanlah ras-ras yang berbeda. Semua ini adalah etnis-etnis yang berbeda dalam ras manusia. Semua umat manusia memiliki ciri-ciri fisik yang sama tentunya dengan variasi-variasi kecil. Yang terpenting , semua manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah Kejadian 126-27. Allah mengasihi dunia ini Yohanes 316. Yesus meletakkan nyawanya bagi setiap orang di seluruh dunia 1 Yohanes 22. “Seluruh dunia” itu jelas berarti semua etnis. Allah tidak pilih kasih atau pandang bulu Ulangan 1017; Kisah Rasul 1034; Roma 211; Efesus 69, kita pun tidak boleh demikian. Yakobus 24 menggambarkan orang yang melakukan diskriminasi sebagai “hakim dengan pikiran yang jahat.” Sebaliknya, kita harus “mengasihi sesama kita seperti diri sendiri” Yakobus 28. Dalam Perjanjian Lama, Allah membagi umat manusia dalam dua kelompok “ras” orang Yahudi dan orang Kafir. Maksud Allah saat itu supaya orang-orang Yahudi menjadi imamat rajani yang melayani bangsa-bangsa kafir. Sebaliknya, yang sering, orang-orang Yahudi malah membanggakan status mereka dan menghina orang-orang kafir. Yesus Kristus mengakhiri hal ini dengan merobohkan tembok pemisah, yaitu perseteruan Efesus 214. Segala bentuk rasisme, prasangka, dan diskriminasi itu bertentangan dengan karya salib Kristus. Yesus memerintahkan kita untuk mengasihi satu dengan yang lain, sebagaimana Dia mengasihi kita Yohanes 1334. Kalau Allah tidak memandang bulu dan mengasihi manusia tanpa pandang bulu, artinya kita perlu mengasihi orang-orang lain dengan standar setinggi seperti itu juga. Pada bagian akhir Matius pasal 25, Yesus mengajarkan bahwa apa yang diperbuat terhadap yang terkecil dari saudara-saudaranya, kita melakukan itu untuk Dia. Jika kita menghina dan meremehkan seseorang, kita memperlakukan seseorang yang diciptakan dalam gambar Allah dengan cara yang tidak benar; kita melukai seseorang yang dikasihi Allah dan baginya Yesus bersedia mati. Rasisme, dalam berbagai bentuk dan tingkatan, merupakan bencana yang melanda umat manusia selama ribuan tahun. Saudara dan saudari dari semua etnis hal ini tidak seharusnya demikian. Kepada korban rasisme, prasangka dan diskriminasi – Saudara perlu mengampuni. Efesus 432 berkata, “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” Mereka yang bersikap rasis memang tidak layak mendapatkan pengampunan, namun kita juga lebih tidak layak menerima pengampunan Allah. Kepada pelaku-pelaku rasisme, prasangka dan diskriminasi – Saudara perlu bertobat dan “serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.” Roma 613. Kiranya Galatia 328 dapat segera terwujud, “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.” English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apa kata Alkitab mengenai rasisme, prasangka dan diskriminasi?

Sudah14,5 abad silam Alqur'an memperingatkan dan melarang ucapan, perilaku, dan perbuatan rasis dan rasialis ini. Secara gamblang Allah dalam Alquran mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa manusia itu diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku dengan tujuan agar manusia saling mengenal (QS Al-Hujurat ayat 13): "Wahai manusia
Berbeda dengan kitab Perjanjian Lama Kejadian 918-25 yang secara tidak langsung mengesahkan rasisme, kitab suci Alquran berusaha mengikis habis segala bentuk kezaliman berbasis ras. Bahwa manusia diciptakan berbeda-beda rupa dan warna kulitnya, masing-masing mempunyai baha sa dan budaya sendiri, semua itu adalah petanda dari Sang Pencipta untuk direnungkan oleh mereka yang berilmu QS ar- Rum 22 وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” Kebhinnekaan ras, etnis, dan suku se mestinya mendorong manusia agar saling mengenal, saling menghargai, saling melindungi QS al-Hujurat 13, bekerjasama, tolongmenolong dan bahu-membahu dalam meraih kebahagiaan dan mengatasi masalah bersama QS al-Ma'idah 2. Kemulia an seseorang tidak ditentukan oleh ras atau silsilah nenek-moyangnya, tetapi oleh volume ketaqwaannya QS al-Hujurat 13. Tidak dibolehkan mengejek, melecehkan atau menjatuhkan satu sama lain. Juga dihimbau agar jangan saling mencurigai dan mencari-cari kesalahan atau kelemahan orang lain QS al-Hujurat 11-12. Ayat terakhir ini meletakkan dasar anti pencemaran nama baik defamation law. Ditekankan bahwa kita mesti berlaku adil dan baik kepada manusia, apapun ras nya, dan tidak boleh berbuat zalim, munkar, keji serta melampaui batas QS an-Nahl 90. Jangan sampai kebencian, prejudice atau fanatisme kelompok mempengaruhi kita sehingga bertindak zalim QS al-Ma'idah 8. Haram hukumnya membunuh manusia tanpa alasan yang dibenarkan bi-ghayri haqq. Tidak dibenarkan membunuh orang yang lemah wanita, anak-anak, golongan lanjut usia, orang tak bersalah apa-apa, dan orang yang sudah menyerah. Mem bunuh seorang manusia yang bukan pembunuh bi-ghayri nafs dan bukan pula perusak adalah sama dengan membunuh seluruh manusia QS al-Ma'idah 32. Jangan kan melakukan pembunuhan, sedang bersikap angkuh atau menganggap diri super dengan jelas dikecam QS al-Isra' 38. Satu-satunya alasan untuk merasa bangga yang dibenarkan ialah bila kita sungguhsungguh beriman QS Al 'Imran 139, tanpa memandang ras, keturunan, warna kulit atau bentuk rupa. وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” QS an-Nisa' 36. Dan simaklah sabda Kanjeng Nabi SAW هم إخوانكم خوَلُكم جعَلَهم الله تحت أيديكم، فمن كان أخوه تحت يده فليُطعِمْه ممَّا يأكلُ ويُلبِسْه مما يلبَس ولا تكَلِّفوهم ما يغلِبُهم، فإنْ كلَّفتُموهم فأعينُوهم، "Mereka [budak-budak itu] adalah saudara-saudaramu hum ikhwanukum dan milik yang dititipkan Allah kepadamu. Maka siapa yang saudaranya dititipkan padanya, hendaklah ia memberinya makanan yang ia makan, pakaian yang ia pakai, dan janganlah membebani mereka dengan pekerjaan berat yang tak sanggup mereka lakukan. Kalaupun terpaksa menyuruh, maka bantulah mereka mengerjakannya." HR Imam Muslim. Semoga rasa kebangsaan kita dipimpin oleh rasa keadilan. *Naskah ini merupakan cuplikan dari artikel berjudul Kebangsaan dan Keadilan karya Dr Syamsuddin Arif yang diterbitkan Harian Republika 2015. sumber Harian RepublikaBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini

Kekristenanseringkali mendapat serangan-serangan dengan mencuplik ayat Alkitab sendiri : Matius 15:24 : " Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel" Benarkah demikian?, Karena ayat tsb tidak berdiri sendirian, dan untuk memahaminya harus kita baca dan dipelajari pada keseluruhan ayat-ayat dalam satu perikopnya sbb :

Alkitab memuat cukup banyak pernyataan yang luas, samar-samar, dan bahkan bertentangan, jadi setiap kali Alkitab digunakan untuk membenarkan tindakan, itu harus ditempatkan dalam konteks. Salah satu masalah adalah posisi alkitabiah tentang perbudakan. Hubungan ras, terutama antara kulit putih dan kulit hitam, telah lama menjadi masalah serius di Amerika Serikat. Beberapa penafsiran orang Kristen terhadap Alkitab memiliki beberapa kesalahan. Pandangan Perjanjian Lama tentang Perbudakan Tuhan digambarkan sebagai menyetujui dan mengatur perbudakan, memastikan bahwa lalu lintas dan kepemilikan sesama manusia berjalan dengan cara yang dapat diterima. Ayat-ayat yang merujuk dan membiarkan perbudakan adalah hal biasa dalam Perjanjian Lama. Di satu tempat, kita membaca Ketika seorang pemilik budak menyerang seorang budak laki-laki atau perempuan dengan tongkat dan budak segera mati, pemiliknya akan dihukum. Tetapi jika budak bertahan satu atau dua hari, tidak ada hukuman; untuk budak adalah milik pemilik. Keluaran 21 20-21 Jadi, pembunuhan langsung seorang budak dapat dihukum, tetapi seorang lelaki bisa dengan sangat melukai seorang budak sampai mati beberapa hari kemudian dari luka-luka mereka tanpa menghadapi hukuman atau pembalasan. Semua masyarakat di Timur Tengah pada saat ini memaafkan suatu bentuk perbudakan, jadi seharusnya tidak mengejutkan untuk mendapatkan persetujuan untuk itu di dalam Alkitab. Sebagai hukum manusia, hukuman untuk pemilik budak akan terpuji — tidak ada yang begitu maju di Timur Tengah. Tetapi sebagai kehendak Tuhan yang pengasih , itu tampak kurang mengagumkan. Versi King James dari Alkitab menyajikan ayat itu dalam bentuk yang diubah, menggantikan "budak" dengan "hamba" —yang tampaknya menyesatkan orang Kristen untuk maksud dan keinginan Allah mereka. Kenyataannya, para "budak" pada masa itu kebanyakan adalah bondervants, dan Alkitab secara eksplisit mengutuk jenis perdagangan budak yang berkembang di Amerika Selatan. "Siapa pun yang menculik seseorang harus dibunuh, apakah korban telah dijual atau masih dalam kepemilikan penculik" Keluaran 2116. Tampilan Perjanjian Baru tentang Perbudakan Perjanjian Baru juga memberi orang-orang Kristen pendukung-budak mendukung perdebatan mereka. Yesus tidak pernah menyatakan ketidaksetujuan terhadap perbudakan manusia, dan banyak pernyataan yang dikaitkan dengannya menunjukkan penerimaan diam-diam atau bahkan persetujuan dari lembaga tidak manusiawi itu. Di seluruh Injil, kita membaca ayat-ayat seperti Seorang murid tidak di atas guru, atau budak di atas tuan Matius 1024 Lalu siapakah budak yang setia dan bijaksana, yang tuannya telah tanggung jawab atas rumah tangganya, untuk memberi budak-budak lain uang makan mereka pada saat yang tepat? Diberkati adalah budak yang majikannya akan temukan di tempat kerja ketika dia tiba. Matius 24 45-46 Meskipun Yesus menggunakan perbudakan untuk mengilustrasikan poin yang lebih besar, pertanyaannya tetap mengapa dia akan secara langsung mengakui keberadaan perbudakan tanpa mengatakan hal negatif tentang hal itu. Surat-surat yang dikaitkan dengan Paulus juga tampaknya menunjukkan keberadaan perbudakan tidak hanya diterima tetapi budak itu sendiri tidak boleh mengambil gagasan kebebasan dan persamaan yang dikhotbahkan oleh Yesus terlalu jauh dengan mencoba melarikan diri dari perbudakan paksa mereka. Biarlah semua yang berada di bawah kuk perhambaan menganggap tuan mereka layak untuk semua kehormatan, sehingga nama Allah dan ajarannya mungkin tidak dihujat. Mereka yang memiliki para guru yang percaya tidak boleh tidak menghormati mereka dengan alasan bahwa mereka adalah anggota gereja; sebaliknya mereka harus melayani mereka lebih lagi, karena mereka yang mendapat manfaat dari pelayanan mereka adalah orang percaya dan orang yang dicintai. Ajarkan dan ajukan tugas-tugas ini. 1 Timotius 6 1-5 Budak, taatilah penguasa duniawi Anda dengan rasa takut dan gemetar, dalam kesendirian, sewaktu Anda menaati Kristus; tidak hanya ketika sedang diawasi, dan untuk menyenangkan mereka, tetapi sebagai budak Kristus, melakukan kehendak Allah dari hati. Efesus 6 5-6 Beritahu budak untuk tunduk pada tuan mereka dan memberikan kepuasan dalam segala hal; mereka tidak berbicara balik, bukan untuk mencuri, tetapi untuk menunjukkan kesetiaan yang lengkap dan sempurna, sehingga dalam segala hal mereka dapat menjadi ornamen bagi ajaran Allah Juruselamat kita. Titus 2 9-10 Budak, terima otoritas tuanmu dengan segala rasa hormat, tidak hanya mereka yang baik dan lembut tetapi juga mereka yang kasar. Karena itu adalah penghargaan bagi Anda jika, dengan menyadari Tuhan, Anda menahan rasa sakit saat menderita secara tidak adil. Jika Anda bertahan ketika Anda dipukul karena melakukan kesalahan, kredit apa itu? Tetapi jika Anda bertahan ketika Anda berbuat benar dan menderita karenanya, Anda memiliki persetujuan Allah. 1 Petrus 2 18-29 Tidak sulit untuk melihat bagaimana orang Kristen yang memiliki budak di Selatan dapat menyimpulkan bahwa penulis tidak menyetujui institusi perbudakan dan mungkin menganggapnya sebagai bagian yang tepat dari masyarakat. Dan jika orang-orang Kristen percaya ayat-ayat Alkitab ini diilhamkan secara ilahi, mereka akan, dengan perluasan, menyimpulkan bahwa sikap Allah terhadap perbudakan tidak terlalu negatif. Karena orang Kristen tidak dilarang memiliki budak, tidak ada konflik antara menjadi orang Kristen dan menjadi pemilik manusia lain. Sejarah Kristen Awal Hampir ada persetujuan universal tentang perbudakan di antara para pemimpin gereja Kristen awal. Orang Kristen dengan penuh semangat membela perbudakan bersama dengan bentuk-bentuk stratifikasi sosial ekstrem lainnya sebagaimana ditetapkan oleh Allah dan sebagai bagian integral dari tatanan alami manusia. Budak harus mengundurkan diri ke tempatnya, dalam mematuhi tuannya dia menaati Tuhan ... St. John Chrysostom ... Perbudakan sekarang bersifat kejaksaan dan direncanakan oleh hukum itu yang memerintahkan pelestarian tatanan alam dan melarang gangguan. St. Agustinus Sikap-sikap ini terus berlanjut sepanjang sejarah Eropa, bahkan ketika institusi perbudakan berevolusi dan budak menjadi budak — sedikit lebih baik daripada budak dan hidup dalam situasi yang menyedihkan yang dinyatakan gereja sebagai pesanan ilahi. Bahkan setelah perbudakan hilang dan perbudakan penuh sekali lagi membesarkan kepalanya yang buruk itu dikutuk oleh para pemimpin Kristen. Edmund Gibson, uskup Anglikan di London, menyatakan dengan jelas selama abad ke-18 bahwa Kekristenan membebaskan manusia dari perbudakan dosa, bukan dari perbudakan duniawi dan fisik Kebebasan yang diberikan Kekristenan, adalah Kebebasan dari Perbudakan Dosa dan Setan, dan dari Kekuasaan Nafsu dan Nafsu Pria dan Keinginan yang berlebihan; tetapi untuk Kondisi lahiriah mereka, apa pun yang ada sebelumnya, apakah ikatan atau bebas, mereka yang dibaptis, dan menjadi orang Kristen, tidak membuat perubahan apa pun di dalamnya. Perbudakan Amerika Kapal pertama yang membawa budak untuk Amerika mendarat pada 1619, memulai lebih dari dua abad perbudakan manusia di benua Amerika, perbudakan yang pada akhirnya akan disebut "lembaga aneh." Lembaga ini menerima dukungan teologis dari berbagai pemimpin agama, baik di mimbar maupun di ruang kelas. Misalnya, hingga akhir 1700-an, Pdt. William Graham adalah rektor dan instruktur utama di Liberty Hall Academy, sekarang Washington and Lee University di Lexington, Virginia. Setiap tahun, dia memberi kuliah kepada kelas yang lulus senior tentang nilai perbudakan dan menggunakan Alkitab untuk membelanya. Bagi Graham dan banyak orang seperti dia, Kristen bukanlah alat untuk mengubah politik atau kebijakan sosial, tetapi sebaliknya untuk membawa pesan keselamatan kepada semua orang, tanpa memandang ras atau status kebebasan mereka. Dalam hal ini, mereka pasti didukung oleh teks alkitabiah. Seperti yang ditulis Kenneth Stamp di The Peculiar Institution , Kekristenan menjadi cara untuk menambah nilai bagi budak di Amerika ... ketika pendeta selatan menjadi pembela pemberani yang bersemangat, kelas master dapat memandang agama yang terorganisir sebagai sekutu ... Injil, bukannya menjadi sarana menciptakan masalah dan berusaha, benar-benar merupakan instrumen terbaik untuk menjaga perdamaian dan kebaikan. melakukan di antara negro. Melalui mengajar budak pesan dari Alkitab, mereka dapat didorong untuk menanggung beban duniawi dengan imbalan imbalan surgawi di kemudian hari — dan mereka dapat takut untuk percaya bahwa ketidaktaatan kepada tuan duniawi akan dianggap oleh Allah sebagai ketidaktaatan kepada-Nya. Ironisnya, buta huruf yang diberlakukan mencegah para budak membaca Alkitab sendiri. Situasi serupa terjadi di Eropa selama Abad Pertengahan, karena para petani dan budak yang buta huruf dicegah dari membaca Alkitab dalam bahasa mereka — situasi yang berperan dalam Reformasi Protestan . Orang Protestan melakukan hal yang sama terhadap budak-budak Afrika, menggunakan otoritas Alkitab mereka dan dogma agama mereka untuk menekan sekelompok orang tanpa mengizinkan mereka untuk membaca dasar otoritas itu sendiri. Divisi dan Konflik Ketika orang-orang Utara mencela perbudakan dan menyerukan penghapusannya, para pemimpin politik dan agama Selatan menemukan sekutu yang mudah untuk tujuan pro-perbudakan mereka dalam Alkitab dan sejarah Kristen. Pada tahun 1856, Pendeta Thomas Stringfellow, seorang pendeta Baptis dari Culpepper County, Virginia, menempatkan pesan Kristen pro-perbudakan secara ringkas dalam "A Scriptural View of Slavery" ... Yesus Kristus mengakui lembaga ini sebagai yang sah menurut hukum di antara manusia, dan mengatur tugas relatifnya ... Saya menegaskannya, pertama dan tidak ada orang yang menyangkal bahwa Yesus Kristus tidak menghapuskan perbudakan oleh perintah pelarangan; dan kedua, saya menegaskan, dia tidak memperkenalkan prinsip moral baru yang dapat menghancurkannya ... Orang Kristen di Utara tidak setuju. Beberapa argumen abolisionis didasarkan pada premis bahwa sifat perbudakan Ibrani berbeda secara signifikan dari sifat perbudakan di Amerika Selatan. Meskipun premis ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa bentuk perbudakan Amerika tidak menikmati dukungan alkitabiah, namun diam-diam mengakui bahwa lembaga perbudakan pada prinsipnya memiliki sanksi dan persetujuan ilahi selama hal itu dilakukan dengan cara yang tepat. Pada akhirnya, Korut menang atas masalah perbudakan. Konvensi Baptis Selatan dibentuk untuk melestarikan dasar Kristen untuk perbudakan sebelum dimulainya Perang Sipil, namun para pemimpinnya tidak meminta maaf sampai Juni 1995. Represi dan Alkitab Penindasan dan diskriminasi di kemudian hari terhadap budak kulit hitam yang dibebaskan menerima dukungan Alkitab dan Kristen yang sama banyaknya dengan institusi perbudakan sebelumnya. Diskriminasi dan perbudakan orang kulit hitam ini hanya dibuat atas dasar apa yang telah dikenal sebagai "dosa Ham" atau "kutukan Kanaan ." Beberapa orang mengatakan orang kulit hitam lebih rendah karena mereka menanggung "tanda Kain." Dalam Kitab Kejadian , pasal sembilan, putra Nuh, Ham, datang kepadanya untuk tidur sambil minum-minum dan melihat ayahnya telanjang. Alih-alih menutupi dia, dia berlari dan memberitahu saudara-saudaranya. Sem dan Yafet, saudara-saudara yang baik, kembali dan melindungi ayah mereka. Sebagai pembalasan atas tindakan dosa Ham melihat ayahnya telanjang, Nuh menempatkan kutukan pada cucunya putra Ham Kanaan Terkutuklah Kanaan; budak yang paling rendah akan dia bagi saudara-saudaranya Kejadian 925 Seiring waktu, kutukan ini kemudian ditafsirkan bahwa Ham secara harfiah "dibakar," dan bahwa semua keturunannya memiliki kulit hitam, menandai mereka sebagai budak dengan label kode warna yang nyaman untuk tunduk. Para sarjana Alkitab modern mencatat bahwa kata Ibrani kuno "ham" tidak diterjemahkan sebagai "terbakar" atau "hitam." Masalah yang lebih rumit adalah posisi beberapa Afrocentrist bahwa Ham memang hitam, seperti juga banyak karakter lain dalam Alkitab. Sama seperti orang Kristen di masa lalu yang menggunakan Alkitab untuk mendukung perbudakan dan rasisme, orang Kristen terus mempertahankan pandangan mereka menggunakan ayat-ayat Alkitab. Baru-baru ini pada 1950-an dan 1960-an, orang Kristen dengan keras menentang desegregasi atau "pencampuran ras" karena alasan agama. Keunggulan Protestan Putih Sebuah akibat wajar dari rendah diri orang kulit hitam telah lama menjadi keunggulan Protestan putih. Meskipun orang kulit putih tidak ditemukan dalam Alkitab, itu tidak menghentikan anggota kelompok seperti Identitas Kristen dari menggunakan Alkitab untuk membuktikan bahwa mereka adalah orang-orang pilihan atau " orang Israel sejati." Identitas Kristen hanyalah anak baru di blok supremasi Protestan kulit putih - kelompok yang paling awal adalah Ku Klux Klan yang terkenal, yang didirikan sebagai organisasi Kristen dan masih memandang dirinya sebagai pembelaan Kekristenan sejati. Terutama di hari-hari awal KKK, Klan secara terbuka direkrut di gereja-gereja putih, menarik anggota dari semua lapisan masyarakat, termasuk para ulama. Interpretasi dan Apologetika Asumsi budaya dan pribadi para pendukung perbudakan tampak jelas sekarang, tetapi mereka mungkin tidak jelas bagi pembela perbudakan pada saat itu. Demikian pula, orang Kristen kontemporer harus menyadari beban budaya dan pribadi yang mereka bawa ke pembacaan Alkitab mereka. Alih-alih mencari ayat-ayat Alkitab yang mendukung keyakinan mereka, mereka akan lebih baik membela ide-ide mereka atas kebaikan mereka sendiri.
N1cM.
  • 6ltrzkb6rk.pages.dev/379
  • 6ltrzkb6rk.pages.dev/243
  • 6ltrzkb6rk.pages.dev/111
  • 6ltrzkb6rk.pages.dev/118
  • 6ltrzkb6rk.pages.dev/23
  • 6ltrzkb6rk.pages.dev/112
  • 6ltrzkb6rk.pages.dev/171
  • 6ltrzkb6rk.pages.dev/223
  • ayat alkitab tentang rasisme