Alexmerinci, dari 4,2 juta PNS yang ada, hampir 38% melakukan pekerjaan yang sifatnya lebih sederhana dan repetitif, atau disebutnya sebagai tenaga pelaksana. Kemudian 36% di antaranya merupakan guru dan dosen. Ada pula 14% yang merupakan PNS tenaga teknis, kesehatan, dan lain sebagainya. Sisanya 10% hingga 11% merupakan pejabat struktural.
RINGTIMES BALI – Hallo adik adik semua, kita akan bahas tentang latihan soal pelajaran Bahasa Indonesia. Khususnya yaitu pembahasan soal Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA Halaman 105, Isu Aktual Fenomenal dan Kontroversial Berita Banyak Tenaga Kerja RI Tak Kompeten. Sebagaimana dilansir dari Buku Paket Elektronik bahasa Indonesia Kelas 12 SMA Kurikulum 2013 revisi 2018 pada Jumat, 19 November 2021. Baca Juga Kunci Jawaban Latihan Soal Penilaian Harian Tema 7 Subtema 2 Kelas 4 SD, Pilihan Ganda dan Uraian 1. Isu aktual, fenomenal dan kontroversial. Isu aktual Banyaknya tenaga kerja RI yang tidak memiliki kemampuan atau kompetensi mumpuni. Isu fenomenal Industri yang membutuhkan tenaga kerja, namun karena tidak kompeten menyebabkan banyaknya pengangguran. Isu kontroversial Pekerja Indonesia akan bersaing dengan pekerja asing karena pemberlakuan MEA. 2. Pihak yang terlibat dalam isu banyaknya pekerja RI yang tidak kompeten Industri Sekolah kejuruan Menteri ketenagakerjaan dan yang terkait Pekerja lokal atau tenaga kerja RI Pekerja asing Baca Juga Bocoran Soal UAS PAI Kelas 5 Semester 1 Kurikulum 2013
Bacalahkembali teks berita yang berjudul "Banyak Tenaga Kerja RI yang tak Kompeten" Kemudian kerjakan tugas-tugas berikut ini. 1. Apa isu aktual, fenomenal, dan kontrovesial dalam berita tersebut ? 2. Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam isu tersebut ? 3. Jelaskan permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing pihak ! 4.
”Sementara itu belum bisa dipenuhi oleh lulusan sekolah di Republik ini karena kesenjangan kompetensi lulusan dan kebutuhan dunia industri. Jadi pengangguran banyak, tapi industri sebenarnya butuh,” kata dia. Untuk memperbaiki gap kebutuhan tenaga kerja ini, Syarif menyatakan pihaknya akan mendorong perbaikan kurikulum pendidikan kejuruan yang sesuai dengan kompetensi yang sebenarnya dibutuhkan industri nasional. ”Makanya kurikulum harus mengacu pada standar kompetensi nasional Indonesia bidang industri tertentu. Memang harus begitu,” ujarnya. Sebelumnya, Menteri Perindustrian Saleh Husin juga menyatakan bahwa Kementerian Perindustrian terus menyiapkan kompetensi sumber daya manusia SDM yang terampil sesuai kebutuhan industri untuk menghadapi pasar bebas ASEAN. ”Pemberlakuan MEA 2015 akan menjadi tantangan bagi Indonesia. Apalagi mengingat jumlah penduduk yang sangat besar sehingga menjadi tujuan pasar bagi produk-produk negara ASEAN lainnya,” ujarnya. Dia menjelaskan pihaknya telah menyusun target program pengembangan SDM industri pada tahun ini. Pertama, tersedianya tenaga kerja industri yang terampil dan kompeten sebanyak orang. Kedua, tersedianya SKKNI bidang industri sebanyak 30 buah. Ketiga, tersedianya Lembaga Sertifikasi Profesi LSP dan Tempat Uji Kompetensi TUK bidang industri sebanyak 20 unit. Keempat, meningkatnya pendidikan dan keterampilan calon asesor dan asesor kompetensi dan lisensi sebanyak 400 orang. Kelima, pendirian tiga akademi komunitas di kawasan industri. ”Industri tekstil dan produk teksktil TPT merupakan salah satu sektor yang telah merasakan manfaaat dari pelaksanaan program Kemenperin dalam upaya meningkatkan kompetensi SDM industri melalui pelatihan operator mesin garmen dengan konsep three in one, yaitu pendidikan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja,” kata dia. Menurut Saleh, seiring dengan meningkatnya kinerja industri TPT, terjadi pula peningkatan kebutuhan tenaga kerja di sektor padat karya tersebut. Tidak saja pada tingkat operator, tetapi juga untuk tingkat ahli D1, D2, D3, dan D4. Hal ini tercermin dari data permintaan tenaga kerja tingkat ahli ke Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil STTT Kementerian Perindustrian yang setiap tahun mencapai 500 orang, sementara STTT Bandung hanya mampu meluluskan 300 orang per tahun. Untuk memenuhi sebagian permintaan atas tenaga kerja tingkat ahli bidang TPT, maka sejak 2012 Kemenperin menyelenggarakan program pendidikan Diploma 1 dan Diploma 2 bidang tekstil di Surabaya dan Semarang bekerja sama dengan STTT Bandung, PT APAC Inti Corpora dan asosiasi, serta perusahaan industri tekstil di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dapatkita lihat, bahwa banyak sekali lulusan Perguruan Tinggi yang justru tidak menjadi apa-apa. Jangankan memiliki prestasi dalam suatu bidang atau kegiatan tertentu, untuk bekerja saja, mereka sulit mendapatkannya. Analisa yang sering dilontarkan adalah bahwa mereka merupakan lulusan yang tidak kompeten, sehinga sulit mendapatkan pekerjaan.
Jakarta - Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung melambat tahun ini, kebutuhan tenaga kerja di sektor industri masih cukup Jenderal Kementerian Perindustrian Syarief Hidayat menyatakan kebutuhan tenaga kerja di sektor industri masih sangat besar. Setidaknya setiap tahun sektor industri membutuhkan 600 ribu tenaga kerja."Kebutuhan tenaga kerja di bidang industri itu dengan pertumbuhan industri 5-6 persen itu mencapai 600 ribu orang per tahun," ujarnya di Jakarta, Selasa 3/11/2015.Namun sayangnya, di tengah besarnya permintaan akan tenaga kerja tersebut, sumber daya manusia SDM yang tersedia justru tidak mampu memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh sektor industri."Sementara itu belum bisa dipenuhi oleh lulusan sekolah di Republik ini karena kesenjangan kompetensi lulusan dan kebutuhan dunia industri. Jadi pengangguran banyak, tapi industri sebenarnya butuh," kata dia. Menperin SDM Indonesia Siap Hadapi MEA JK Minta Masyarakat Tak Khawatir Serbuan Pekerja Asing Saat MEA Harmonisasi Sertifikasi Produk UKM Penting untuk Hadapi MEA 2015 Untuk memperbaiki gap kebutuhan tenaga kerja ini, Syarif menyatakan pihaknya akan mendorong perbaikan kurikulum pendidikan kejuruan yang sesuai dengan kompetensi yang sebenarnya dibutuhkan industri nasional."Makanya kurikulum harus mengacu pada standar kompetensi nasional Indonesia bidang industri tertentu. Memang harus begitu," Menteri Perindustrian Saleh Husin juga menyatakan bahwa Kementerian Perindustrian terus menyiapkan kompetensi sumber daya manusia SDM yang terampil sesuai kebutuhan industri untuk menghadapi pasar bebas ASEAN. "Pemberlakuan MEA 2015 akan menjadi tantangan bagi Indonesia. Apalagi mengingat jumlah penduduk yang sangat besar, sehingga menjadi tujuan pasar bagi produk-produk negara ASEAN lainnya," menjelaskan pihaknya telah menyusun target program pengembangan SDM industri pada tahun ini. Pertama, tersedianya tenaga kerja industri yang terampil dan kompeten sebanyak orang. Kedua, tersedianya SKKNI bidang industri sebanyak 30 buah. Ketiga, tersedianya Lembaga Sertifikasi Profesi LSP dan Tempat Uji Kompetensi TUK bidang industri sebanyak 20 unit. Keempat, meningkatnya pendidikan dan skill calon asesor dan asesor kompetensi dan lisensi sebanyak 400 orang. Dan kelima, pendirian 3 akademi komunitas di kawasan industri."Industri tekstil dan produk teksktil TPT merupakan salah satu sektor yang telah merasakan manfaaat dari pelaksanaan program Kemenperin dalam upaya meningkatkan kompetensi SDM industri melalui pelatihan operator mesin garmen dengan konsep three in one, yaitu pendidikan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja," kata Saleh, seiring dengan meningkatnya kinerja industri TPT, terjadi pula peningkatan kebutuhan tenaga kerja di sektor padat karya tersebut. Tidak saja pada tingkat operator, tetapi juga untuk tingkat ahli D1, D2, D3, dan ini tercermin dari data permintaan tenaga kerja tingkat ahli ke Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil STTT Kementerian Perindustrian yang setiap tahun mencapai 500 orang, sementara STTT Bandung hanya mampu meluluskan 300 orang per memenuhi sebagian permintaan atas tenaga kerja tingkat ahli bidang TPT, maka sejak 2012 Kemenperinan menyelenggarakan program pendidikan Diploma 1 dan Diploma 2 bidang tekstil di Surabaya dan Semarang bekerja sama dengan STTT Bandung, PT APAC Inti Corpora dan asosiasi, serta perusahaan industri tekstil di Jawa Tengah dan Jawa itu, pada tahun ini Pusdiklat Industri Kemenperin bekerja sama dengan Asosiasi Tekstil dan Pemerintah daerah Kota Solo juga akan membuka Akademi Komunitas Industri TPT untuk program Diploma 1 dan Diploma 2 di Solo Techno Park. Para lulusan program pendidikan Diploma 1 dan 2 tersebut seluruhnya ditempatkan bekerja pada perusahaan industri. Dny/Gdn*** Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Iamenegaskan, Indonesia tidak perlu khawatir atau takut dengan tenaga kerja asing. Karena selain pemerintah sudah mengeluarkan aturan, Negara ini berlimpah dengan sumber daya manusia (SDM). Basis penduduk Indonesia saat ini mencapai 250 juta jiwa, dan Negara ini diberkahi bonus demografi dengan jumlah tenaga kerja usia produktif lebih banyak.

CatatanKamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menunjukkan, saat ini terdapat 81,1 juta orang tenaga kerja kurang kompeten dan hanya terdapat 20,4 juta tenaga kerja kompeten. Melihat kondisi tersebut, Kadin akan membentuk Kadin Training Center yang bertujuan meningkatkan kompetensi pekerja industri di Indonesia.

Search Kabar Tkw Singapura. Para TKW-TKW itu tidak akan dikeluarkan dari ruangan tersebut, kecuali dijemput oleh majikannya yang nama majikannya tertera di paspor mereka Dua tenaga kerja wanita (TKW) bernama Sumiyati binti Muhammad Amin dan Masani binti Syamsuddin Umar yang lolos hukuman mati di Arab Saudi sudah berada di NTB Pelabuhan Singapura sebenarnya merupakan pelabuhan laut paling
QDxJ.
  • 6ltrzkb6rk.pages.dev/418
  • 6ltrzkb6rk.pages.dev/201
  • 6ltrzkb6rk.pages.dev/307
  • 6ltrzkb6rk.pages.dev/312
  • 6ltrzkb6rk.pages.dev/319
  • 6ltrzkb6rk.pages.dev/387
  • 6ltrzkb6rk.pages.dev/226
  • 6ltrzkb6rk.pages.dev/315
  • banyak tenaga kerja ri tak kompeten